THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Selasa, 10 November 2009

POnsel China lebih fenomenal dari blackberry


INILAH.COM, Jakarta – Pertama masuk pasar RI, ponsel China dipandang sebelah mata, namun kini terbalik. Operator berlomba membundel ponsel China dan BlackBerry pun tak mampu mengalahkannya.

Presiden Director PT Metrotech Jaya Komunika produsen ponsel Nexian, Martono Jaya Kusuma mengatakan perusahaannya sejauh ini telah menjual lebih dari satu juta unit ponsel QWERTY yang bentuknya mirip BlackBerry.

Ponsel QWERTY Nexian berhasil menuai sukses saat bekerja sama denganXL pada awal Mei 2009. Setelah terbukti diterima masyarakat, operator Indosat dan Telkomsel ikut serta membundling ponsel QWERTY China. "Inginnya sampai akhir tahun kami menjual dua juta unit,” kata Martonodi Jakarta, kemarin.

Ia menilai peluang memasarkan ponsel China terutama berjenis QWERTY di Indonesia masih sangat besar. Ia memperhitungkan 10% pelanggan bisa pindah ke QWERTY. “Jika dari 120 juta pelanggan di Indonesia membeli ponsel QWERTY maka terdapat 12 juta pelanggan yang pindah,” katanya.

Sementara operator sudah mempercayai layanan purna jual dan kualitas ponsel China. Head of Commerce Axis, Marcus BJ Maelissa mengatakan HP China tidak akan merusak image operator.

Menurutnya kualitas ponsel China sudah bisa diterima oleh konsumen Indonesia. “Saya rasa daya tahannya tidak signifikan bedanya. Buat orang kita yang penting terjangkau,” katanya.

Menurutnya kualitas ponsel China sudah bisa diterima oleh konsumen Indonesia. “Saya rasa daya tahannya tidak signifikan bedanya. Buat orang kita yang penting terjangkau,” katanya.


Senada dengan Marcus, GM Device Management Telkomsel, Heru Sukendro mengatakan ponsel China tidak akan merusak image Telkomsel. “Justru dengan begitu Telkomsel bisa memberikan layanan yang lebih komprehensif. Kami akan terus launching device baru, dan waktunya akan menyesuaikan dengan pasar,” katanya.

Ia mengatakan Telkomsel mengeluarkan ponsel bundling tergantung kebutuhan pasar. Telkomsel juga membundling ponsel low end dengan kisaran harga Rp 500 ribuan.

Memenuhi keinginan pasar, tampaknya juga menjadi perhatian ponsel China. Martono mengatakan, ponsel QWERTY tidak bisa terus menerus mengandalkan Facebook dan Twitter, karena lama-kelaman konsumen akan bosan.

“Kami harus mengeluarkan inovasi baru. Sebenarnya ini kesempatan bagi pembuat aplikasi Indonesia untuk membuat aplikasi lokal,” imbuhnya.

Ia menambahkan ponsel China dengan merek lokal, bisa menjadi tuan di negeri sendiri asalkan mendapat dukungan. Jika pemain lokal memiliki kualitas dan kuantitas tinggi dengan brand yang kuat, maka bisa membangun pabrik sendiri di Indonesia.

"Ponsel China dalam dua tahun terakhir ini meraih kepopuleran yang luar biasa. Penjualan telah jauh melampaui para kompetitor termasuk dari Eropa. Ponsel China jauh melebihi penjualan BlackBerry di Indonesia,” paparnya. [mdr]

0 komentar: